TUGAS 2& 3 SISTEM INFORMASI

  1. PENGERTIAN KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM

1.Komponen Input : Merekam atau mengumpulkan data mentah dari dalam maupun luar organisasi.

  1. Komponen Proses : Sekumpulan aturan yang di pakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitkan keluaran yang di kehendaki.

3.Komponen Output : Mengirimkan informasi yang telah diproses tersebut keorang-orang yang akan menggunakan atau kepada aktivitas yang akan menggunakan informasi tersebut.

4.Komponen Umpan Balik: Suatu bagian yang memberi informasi kepada system mengenai efek dari perilaku system terhadap pencapaian tujuan atau pemecahan masalah persoalan yang di hadapi

5.Komponen Tujuan : Tujuan yang ingin dicapai oleh system. Akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan.

  1. ALUR KERJA KOMPONEN SISTEM

Data yang masuk berupa informasi diproses lalu mengeluarkan hasil berupa output kemudian data tersebut dapat memenuhi tujuan dan mendapatkan umpan balik dari output dan input tersebut.

  1. CBIS (Computer Based Information System)

Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Keuntungan dari struktur rasional bagi CBIS  adalah fleksibilitas yang ditawarkannya dalam rancagan dan penggunaan database. Pengguna dan spesialis informasi dibebaskan dari keharusan mengidentifikasi semua informasi yang diperlukan sebelum menciptakan database. Pengembangan CBIS dilakukan dengan motivasi untuk memanfaatkan komputer sebagai alat bantu yang dikenal sebagai alat yang cepat, akurat, tidak cepat lelah, serta tidak mengenal arti kata bosan, untuk melaksanakan instruksi-instruksi pengguna untuk mendapatkan hasil-hasil tertentu.

Secara umum, suatu sistem/perangkat lunak perlu dikembangkan adalah karna alasan-alasan berikut:

  1. Adanya permasalahan yang dijumpai pada sistem/perangkat lunak yang lama.

Permasalaha pada sistem yang lama bisa berarti pencatatan data yang tidak akurat, informasi yang sering terlambat atau sukar diperoleh saat dibutuhkan, ketidak-efisienan operasi, serta ketidak-amanan data-data penting yang mengakibatkan permasalahan akses data oleh oknum yang tidak berhak.

  1. Pertumbuhan oganisasi.

Pada saat organisasi/perusahaan masih kecil, masih memungkinkan untuk dikerjakan secara manual dengan sedikit pengelola. Namun ketika organisasi berkembang menjadi besar tidak mungkin untuk melakukannya secara manual. Saat inilah diperlukannya otomatisasi pemrosesan data sehingga proses-proses dalam organisasi bisa berjalan dengan cepat dan akurat.

  1. Untuk meraih kesempatan-kesempatan.

Dalam persaingan pasar, kecepatan serta ketepatan informasi sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi serta rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada.

  1. Menyesuaika diri dengan visi, misi, strategi organisasi yang baru.

Teknologi informasi sering digunakan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan dalam kerangka visi, misi, serta strategi yang diterapkan untuk mengatasi perubahan lingkungan tersebut.

Menurut Stair (dalam All Fatta, 2007) sistem informasi berbasisi komputer (CBIS) dalam suatu organisasi terdiri dari komponen-kompnen berikut:

  1. Perangkat keras, yaitu perangkat keras komponen untuk melengkapi kegiatan memasukan data, memproses data, dan keluaran data.
  2. Perangkat lunak, yaitu program dan instruksi yang diberikan ke komputer.
  3. Database, yaitu kumpulan dari data dan informasi yang diorganisasikan dari sedemikian rupa sehingga mudah diakses semua pengguna sistem informasi.
  4. Telekomunikasi, yaitu komunikasi yang menghubungkan antara pengguna sistem dengan sistem komputer secara bersama-sama kedalam suatu jaringan kerja yang efektif.
  5. Manusia, yaitu personel dari sistem dari informasi, meliputi manajer, analis, programer dan operator, serta bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.
  • Evolusi dari Computer Based Information System (CBIS)

Evolusi dari tahapan-tahapan perkembangan yang dialami oleh Computer Based Information   System (CBIS) adalah :

  1. Fokus Pada Awal Data, Nama aplikasi akuntasnsi berbasis komputer pada awalnya adalah pengolahan data elektronik (EDP) kemudian berubah menjadi Data prosesing (DP) dan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Segalanya menjadi sederhana pada sebuah perusahaan bila menggunakan SIA. Saat tindakan terjadi, data dimasukkan kedalam basis data.
  2. Fokus Pada Informasi, Tahun 1964 diperkenalkan satu generasi baru alat penghitung yang mempengaruhi cara penggunaan komputer. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. SIM bertanggung jawab dalam menyediakan informasi untuk seluruh manajer perusahaan dalam bentuk laporan berkala, laporan khusus, dan keluaran dalam bentuk matematika.
  3. Fokus revisi pada pendukung keputusan, Sistem pendukung keputusan (Decision support system) adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang tidak terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana seharusnya dibuat. DSS dibuat sebagai reaksi atas ketidakpuasan terhadap Sistem Pemrosesan Transaksi dan Sistem Informasi Manajemen sebagaimana diketahui, SIP lebih memfokuskan diri pada pengendalian transaksi yang merupakan kegitan yang bersifat berulang dan terdefenisi dengan baik,sedangkan SIM lebih berorientasi pada penyediaan laporan bagi manajemen yang sifatnya dinamis. DSS lebih ditunjuk untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analistis, dalam situsai yang kurang terstruktur dan dengan criteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.

Spesifikasi DSS :

  1. Berfokus pada proses keputusan daripada proses transaksi
  2. Dirancang dengan mudah, sederhana, dapat diterapkan dengan cepat dan mudah diubah.
  3. Dirancang dan dioperasikan oleh manajer
  4. Mampu memberikan informasi yang berguna bagi analisis kegiatan manajerial.
  5. Berkaitan dengan hanya bagian kecil dari masalah besar
  6. Memiliki logika yang serupa dengan cara manajer menganilis situasi yang sama.
  7. Memiliki basis data berisi informasi yang disarikan dari file dan informasi lain organisasi yang berasal dari lingkungan eksternal.
  8. Memungkinkan manajer untuk menguji hasil yang mungkin dari serangkaian alternatif.
  9. Fokus Pada Komunikasi, Sistem Otomatisasi Perkantoran (OA) menyediakan kemampuan telekomunikasi untuk orang-orang di dalam perusahaan dan memampukan mereka untuk berkomunikasi diantara mereka sendiri dengan para penyalur, serta para pelanggan di lingkungan perusahaan. Komunikasi ini akan membuat kelompok bertanggung jawab dengan kulitas seperti komite dan kelompok proyek, untuk menyelaraskan upaya kemampuan telekomunikasi tersebut. Pengolahan kata, e-mail, voice mail, dan pemindahan faksimile dapat memenuhi kebutuhan ini dengan baik.
  10. Fokus Potensial Pada Konsultasi, Perusahaan dapat menggunakan kecerdasan buatan (Artifacial Intelligent) untuk meraih suatu pengetahuan dan menjadi ahli dalam pengetahuan tersebut serta untuk lebih mencakapkan para pegawai pada bentuk sistem informasi. Fungsi sistem ahli dinamakan sebagai konsutan, dan kegiatannya dinamakan konsultasi. Tingkatan operasional perusahaan merupakan tempat sistem ahli yang paling efektif untuk digunakan.

Sub sistem dari CBIS adalah :

  1. Sistem Informasi Akuntansi
  2. Sistem Informasi Manajemen
  3. Sistem Pendukung Keputusan
  4. Automasi Kantor (Virtual Office)
  5. Sistem Pakar
  6. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem informasi yang melaksanakan aplikasi akuntansi perusahaan, yaitu sebagai pengolah data perusahaan. Sistem informasi akuntansi adalah satu-satunya sistem informasi yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan informasi di luar perusahaan, meyediakan informasi untuk seluruh lingkungan kecuali pesaing.

Tugas utama sistem informasi sebagai berikut :

  1. Pengumpulan data

Setiap tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang melibatkan elemen lingkungan maka kegiatan tersebut disebut dengan transaksi. Sistem pengolahan data mengumpulkan data yang menjelaskan setiap tindakan internal perusahaan dan transaksi lingkungan perusahaan.

  1. Manipulasi data

Manipulasi data adalah tugas yang berupa pengubahan data menjadi informasi.

Manipulasi data sebagai berikut :

  • Classification, identifikasi dan pengelompokan data menggunakan pengkodean terhadap catatan transaksi.
  • Sorting, penyusunan sesuai urutan tertentu berdasarkan kode atau elemen data lainnya.
  • Calculating, operasi aritmatika dan logika yang dilakukan pada elemen data.
  • Summarizing, penyimpulan data sehingga dihasilkan total, rata-rata dan lain-lain.
  1. Penyimpanan data

Data yang telah dicatat kemudian disimpan dalam media penyimpanan sekunder, dan diintegrasikan secara logis dalam bentuk database.

  1. Menyediakan dokumen

Sistem Informasi Akuntansi menghasilkan informasi untuk individu atau organisasi baik didalam maupun diluar perusahaan, yang dipicu oleh dua hal, yaitu:

  • Tindakan, yaitu output yang dihasilkan jika terjadi sesuatu.
  • Waktu, yaitu output yang dihasilkan pada saat tertentu.

Karakteristik

  1. Melaksanakan tugas yang diperlukan.
  2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar.
  3. Menangani data yang rinci.
  4. Berfokus pada historis.
  5. Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal.

Peran Sistem Informasi Dalam CBIS

  1. Sistem Informasi Akuntansi menghasilkan beberapa output informasi dalam bentuk laporan akuntansi standar.
  2. Sistem Informasi akuntansi menyediakan database yang lengkap untuk digunakan dalam pemecahan masalah.
  3. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

Suatu sistem berbasis database komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa, pengertian dari SIM. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas formal perusahaan.

 

  1. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (Decision Support System)

Dalam upaya memecahkan masalah seorang problem solver akan banyak membuat keputusan. Keputusan harus diambil untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk memanfaatkan peluang.

  1. AUTOMASI KANTOR (OA)

Automasi kantor kini disebut dengan istilah kantor virtual, mencakup semua sistem elektronik formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke dan dari orang –orang didalam maupun diluar perusahaan.

Pengguna OA dibagi menjadi empat kategori yaitu:

  1. Manajer, yang bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya perusahaan.
  2. Profesional, tidak mengelola tetapi menyumbangkan keahlian khusus yang membedakan mereka dengan sekretaris dan pegawai administrasi.
  3. Sekretaris, ditugaskan untuk membantu pekerja terdidik (Manajer & Profesional) untuk melaksanakan berbagai tugas korespondensi, menjawab telepon, dan mengatur jadwal pertemuan.
  4. Pegawai Administrasi, melaksanakan tugas-tugas untuk sekretaris, seperti mengioperasikan mesin fotokopi, menyususn dokumen, menyimpan dokumen, dan mengirim surat.

Tujuan OA

  1. Menghindari Biaya, komputer tidak dapat menggantikan pegawai saat ini, tetapi setidaknya menunda penambahan poegawai yang diperlukan untuk menangani penambahan beban kerja,
  2. Pemecahan Masalah kelompok, memberikan kontribusi untuk komunikasi antar manajer
  3. Pelengkap, OA tidak dapat menggantikan komunikasi interpersonal tradisional seperti tatap muka, percakapan telepon, tulisan memo, dan sejenisnya, tetapi OA bersifat melengkapi sehingga jika dikombinasikan dengan media tradisional akan memberikan sinergi.
  4. Sistem pakar (Expert System)

Sistem pakar adalah sebuah sistem informasi yang memiliki intelegensia buatan (Artificial Intelegent) yang menyerupai intelegensia manusia. Sistem pakar mirip dengan DSS, yaitu bertujuan menyediakan dukungan pemecahan masalah tingkat tinggi untukpemakai. Perbedaan ES dan DSS adalah kemampuan ES untuk menjelaskan alurpenalarannya dalam mencapai suatu pemecahan tertentu. Sangat sering terjadipenjelasan cara pemecahan masalah ternyata lebih berharga dari pemecahannya itusendiri.

Karakteristik Sistem Pakar:

  1. Memiliki kemampuan belajar ataumemahami masalah dari pengalaman.
  2. Memberikan tanggapan yang cepat danmemuaskan terhadap situasi baru.
  3. Mampu menangani masalah yangkompleks (semi terstruktur).
  4. Memecahkan masalah dengan penalaran.
  5. Menggunakan pengetahuan untukmenyelasaikan masalah.

Bagian Sistem Pakar

User Interface, adalah bagian yangmemungkinkan manajer mamasukan instruksi dan informasi kedalam dan menerimainformasi dari sistem pakar.

Contoh Sistem Pakar

  1. XSEL, Sistem pakar yang bertindaksebagai asisten penjual di agen penjualan komputer DEC, yang membantu pelangganmemilih komputer yang sesuai dengan kebutuhannya.
  2. MYCIN, Sistem pakar yangdikembangkan di Stanford University tahun 19870-an dengan tujuan membantupetugas medis dalam mendiagnosa penyakit yang disebabkan bakteri.
  3. PROSPECTOR, Sistem yang diciptakanRichard Duda, Peter Hard, dan Rene Reboh tahun 1978 yang menyediakan kemampuanseorang ahli geologi.

Daftar pustaka:

All Fatta, H. (2007). Analisis dan perancangan system informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern. Yogyakarta: Andi

Djahir, Yulia., Pratita, Dewi. (2014). Bahan ajar system informasi manajemen. Yogyakarta: Deepublish.

Gaol, C. J. L., (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Grasindo

Kusrini & Andri K, (2007). Tuntutan Praktis  Membangun System Informasi Akuntasi dengan Visual Basic.Yogyakarta: Andi offset.

Kenneth,C dkk, (2007). Sistem Informasi Manajemen.Jakarta: Pearson Education.

Laudon, J. P., Laudon K. C. (2008). Sistem Informasi Manajemen Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat

Marimin.dkk, (2006).Sumber Daya Manusia.Bogor : Grasindo

Nugroho, Adi. (2010). Rekayasa perangkat lunak berorientasi objek dengan metode USDP. Yogyakarta: Andi

Laudon, J. P., Laudon K. C. (2008). Sistem Informasi Manajemen Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat

Sistem Informasi Psikologi M#1

Pengertian Sistem Menurut Para Ahli:

  • Menurut Mulyadi (2001:2), “ Sistem adalah kelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi sama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.”
  • Menurut Raymond Mcleod dan George Schell(2004:9), “ Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.”
  • Menurut Azhar Susanto (2002:18), “ Sistem adalah kumpulan/grup dari subsistem/bagian/komponen apapun baik fisik atau pun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis atau mencapai satu tujuan tertentu.

Sumber : Dzahir,Yulia. 2014. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen . Yogyakarta: Deepublish

Pengertian Informasi Menurut Para Ahli:

  • Pengertian informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna ,yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi. Data belum mmiliki nilai sedangkan informasi sudah memiliki nilai. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih besar dibanding biaya untuk mendapatkannya.

Sumber : Kusrini & andri koniyo, 2007. Tuntuan Praktis Membangun Sistem Informasi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andoffset

  • Kata informasi dapat diartikan berita yang mengandung maksud tertentu, manusia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang selalu dibagikan kepada orang lain, pengalaman atau pengetahuan yang dikomunikasiakn kepada orang lain disebut informasi

Sumber : Maryono,Patmi. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Yudistira

  • Informasi adalah data yang sudah diolah k dalam bentuk tertentu sesuai dengan keperluan pemakaian informasi tersebut.

Sumber : Zulkifli,Alamsyah. 2005. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 

 

 

Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli:

  • Psikologi adalah sebuah displin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta cara dan perilaku dan erbaga proses mental serta cara perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kndisi mental organisme dan lingkungan eksternal.

Sumber : Carole,Wade. 2008. Psikologi. Jakarta: Erlangga.

  • psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

Sumber: Muhibbin,syah. 2001. Psikologi Belajar.Jakarta: Logos.

  • Psikologi adalah suatu ilmu penegtahuan yang mengkaji perilaku individu dalam interaksi dengan lingkungan. Perilaku yang dimaksud adalah dalam pengertian yang luas yang meliputi jenis motorik kognitif dan afektif.

 

Sumber: Ali,mohammad. 2007. Ilmu dan Aplikasi Handbook. Jakarta: Imtima

psikoterapi minggu #4

PSIKOTERAPI  #4

 

PERSPEKTIF INTEGRATIF

 

Konseling Eklektik & Integratif A. Perspektif Historis Eklektisme (eclectism) adalah pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode, teori, atau doktrin,yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang tepat. Eklektiksme berusaha untuk mempelajari teori-teori yang ada dan menerapkannya dalam situasi yang dipandang tepat. Pendekatan konseling eklektik berarti konseling yang di dasarkan pada berbagai konsep dan tidak berorientasi pada satu teori secara eksklusif. Eklektisme berpandangan bahwa sebuah teori memiliki keterbatasan konsep,prosedur, teknik. Karena itu eklektisme “dengan sengaja” mempelajari berbagai teori dan menerapkan sesuai keadaan rill klien. Konseling eklektik dapat pula disebut dengan pendekatan konseling integratif.

Bentuk-bentuk psikoterapi integratif sangat bervariasi tergantung pada versi yang sedang dipertimbangkan, namun semua berbagi satu tujuan dan maksud bersama. Psikoterapi integratif adalah hasil dari perpaduan dari konsep teoritis dan teknik klinis dari dua atau lebih sekolah psikoterapi tradisional (seperti terapi psikoanalisis dan behavior) menjadi satu pendekatan terapi. Diharapkan bahwa terapi sintesis ini akan lebih kuat dan berlaku untuk populasi dan masalah klinis yang lebih luas daripada psikoterapi model individual yang membentuk dasar dari model integrasi.

Sejarah awal upaya integrasi disusun oleh Marvin Goldfried dan Cory Newman pada tahun 1992, dan oleh Jerold Gold pada tahun 1993, diidentifikasi terpencar tapi memiliki kontribusi yang penting sejak 1933, ketika Thomas French berpendapat bahwa konsep dari pembelajaran Pavlov harus diintegrasikan dengan psikoanalisis. Pada tahun 1944, Robert Sears menawarkan sebuah perpaduan dari teori belajar dan psikoanalisis seperti yang dilakukan John Dollard dan Neal Miller pada tahun 1950 yang diterjemahkan dari konsep dan metode psikoanalisis ke dalam bahasa dan kerangka prinsip-prinsip pembelajaran laboratorium.

Dalam pendekatan eklektik konselor menjalankan konseling secara sesuai dengan situasi kliennya. Mereka tidak bekerja secara serampangan, emosional, popularitas,interes khusus,ideologi atau atas kemauan dirinya sendiri. Lebih dari itu pendekatan eklektik itu sendiri secara konstan berkembang dan berubah sesuai dengan ide, konsep dan teknik serta hasil-hasil riset mutakir. Eklektik mempunyai sejumlah Asumsi Dasar berkaitan dengan proses konseling. Asumsi dasar itu adalah:

  1. Tidak ada sebuah teori yang dapat menjelaskan seluruh situasi klien.
  2. Pertimbangan profesional/pribadi konselor adalah faktor penting akan keberhasilan konseling pada berbagai tahap konseling.

Menurut Gilland dkk (1984) asumsi yang telah disebutkan ditunjang oleh kenyataan berikut :

  1. Tidak ada dua klien/ situasi klien yang sama
  2. Klien adalah pihak yang paling tau problemnya
  3. Kepuasaan klien lebih di utamakan diatas pemenuhan kebutuhan konselor
  4. Konselor menggunakan keseluruhan sumber professional dan personal yang tersedia dalam situasi pemberian bantuan (konseling)
  5. Konselor dan proses konseling dapat salah dan dapat tidak mampu untuk melihat secara jelas atau cepat berhasil dalam setiap konseling atau situasi klien
  6. Secara umum,efektivitas konseling adalah proses yang dikerjakan “dengan” klien bukan “kepada” atau “untuk” klien.
  7. Kepuasan klien lebih diutamakan diatas pemenuhan kebutuhan konselor.
  8. Banyak perbedaan pendekatan yang strategis berguna bagi konseptualisasi dan pemecahan setiap masalah. Mungkin ini bukan pendekatan atau strategi terbaik.
  9. Banyak masalah yang kelihatan sebuah dilema yang tidak dapat dipecahkan dan selalu ada bebagai alternatifnyaØ

Unsur-unsur terapi

Tujuan terapi

–        Membantu klien mengembangkan integritasnya pada level tertinggi,

yang ditandai oleh adanya aktualisasi diri dan integritas yang memuaskan.

–        Menyadari klien sepenuhnya mengenai situasi masalahnya.

–        Mengajarkan klien secara sadar dan intensif memiliki latihan pengendalian di

atas masalah tingkah laku.

Peran terapis

Peran terapis sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan dalam proses terapi. Beberapa ahli memberi penekanan bahwa terapis perlu memberi perhatian kepada klien agar dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan yang diinginkan klien. Pada dasarnya seluruh pendekatan berkeinginan membantu terapis mengubah diri klien.

Teknik-teknik terapi

Goldfried dan Norcross berpendapat bahwa dalam perspektif integratif terdapat tiga teknik terapi, yaitu:

–        Eklektikisme (electicsm)

Merupakan pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode, teori, atau doktrin, yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang tepat. Pendekatan ini berusaha untuk mempelajari teori-teori yang ada dan menerapkannya dalam situasi yang dipandang tepat. Teknik ini dapat pula disebut dengan pendekatan konseling integratif.

–        Integrasi teoritis (theoretical integration)

Melibatkan formulasi pendekatan psikoterapi yang memberikan model yang berbeda-beda dan memberikan dasar yang konsisten dalam pekerjaan klinis seseorang. Misal, klinisi secara konsisten dapat memilih dua dasar teoritis, seperti sistem keluarga dan perilaku kognitif yang kemudian dari kedua dasar teoritis tersebut klinisi mengembangkan model intervensi. Dengan cara tertentu, klinisi mengembangkan modelnya sendiri berdasarkan sintesis konseptual yang memberikan kontribusi terhadap model yang telah dikembangkan sebelumnya. Pada permasalahan independen yang ada saat ini, terapis dengan konsisten dapat mencari cara ketika sistem keluarga dan kognisi yang maladaptif memberikan kontribusi terhadap stres pada klien. Intervensi yang dilakukan berdasarkan pada pendekatan yang membawa kedua model secara bersamaan.

–        Faktor umum (common factor approach)

Pada integrasi, klinisi mengembangkan strategi dengan mempelajari kesamaan inti unsur dari berbagai macam terapi dan memilih komponen yang selama beberapa waktu  memperlihatkan sebagai kontributor yang sangat efektif dalam memberikan hasil yang positif dari psikoterapi. Wampold (dalam Halgin & Whitbourne, 2010) menyimpulkan bahwa faktor umum jika dibandingkan dengan teknik yang spesifik merupakan faktor yang dapat membuat psikoterapi bekerja.

Beberapa klinisi mengombinasikan elemen dari tiga pendekatan integral yang menghasilkan dengan apa yang disebut sebagai mixed model of integration.

Daftar Pustaka
Habib., dan Hidayati. (2012). Intervensi Psikologis pada Pendidikan Anak dengan Keterlambatan Bicara. Jurnal Madrasah 5, 1, 86-91.

Halgin, Richard P., and Susan Krauss Whitbourne. 2010. Psikologi Abnormal Edisi 6 Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika.

http://andyinis-journal.blogspot.com/2014/05/kasus-terapi-perspektif-integratif.html

http://mariathahera11.blogspot.com/2015/04/perspektif-integratif.html

http://cakrawala-bk.blogspot.com/2012/04/konseling-eklektik-integratif.html

TUGAS PSIKOTERAPI MINGGU KE #3

TERAPI HUMANISTIK ESENSIAL

Abraham Maslow, pelopor teori Humanistik di lahirkan di  New York pada tahun 1908. Ia meninggal di Calivornia pada tahun1907. Maslow seorang anak yang pandai mejalani hubungan yang baik dengan ibunya yang otoriter yang sering kali melakukan tindakan aneh. Ia menggambarkan dirinya pada masa kecil sebagai seorang yang pemalu,kutu buku dan neurotic. Tetapi  ,maslow tidak selamanya menjadi neurotic dan benci pada dirinya sendiri. Ia sepenuhnya menyadari potensinya ,dan menjadi psikilog humanisme terkenal yang mengispirasi banyak perubahan masyarakat kea rah yang positif.

Terapi humanistic eksistensial memusatkan perhatian pada pengalaman-pengalaman sadar. Terapi-terapi humanistic eksistensial juga lebih memusatkan perhatian pada apa yang dialami pasien pada masa sekarang (disini dan kini) dan bukan pada masa lampau.

Tingkatan kebutuhan manusia (Abraham Maslow):

  1. Kebutuhan fisiologis (kebutuhan primer atau kebutuhan biologisyang berkaitan dengan makan dan minum)
  2. Kebutuhan akan rasa aman (rasa aman dari segala ancaman dan gangguan,rasa yang menbuat anda merasa bebas dan nyaman dari segala gangguan)
  3. Kebutuhan akan kasih sayang (kebutuhan untuk mencintai dan dicintai)
  4. Kebutuhan akan harga diri (dorongan untuk mendapatkan suatu penghargaan)
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (kebutuhan untuk merealisasikan keinginan yang terpendam dari dalam diri)

Pokok-pokok teori (Abraham Maslow) :

Oleh karena eksistensialisme menekankan pada anggapan bahwa manusia memiliki kebebasan dan bertanggung jawab bagi tindakan-tindakannya, maka pandanganpandangan eksistensialisme menarik bagi para ahli psikologi humanistik dan selanjutnya dijadikan landasan teori psikologi humanistik. Adapun pokok-pokok teori psikologi humanistik yang dikembangkan oleh Maslow adalah sebagai berikut :

  1. Prinsip holistic. Menurut Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu berting-kah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari suatu kesatuan, dan apa yang terjadi pada bagian yang satu akan mempengaruhi bagian yang lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah : (a) Kepribadian normal ditandai dengan unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi. Organisasi adalah keadaan normal dan disorganisasai adalah keadaan patologis (sakit). (b) Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. (c) Organisme memiliki suatu dorongan yang berkuasa, yaitu aktualisasi diri. (d) Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral. (e) Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna dari pada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolasi.
  2. Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri. Manusia adalah agen yang sada, bebas memilih atau menentukan setiap tindakannya. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang bebas dan bertanggung jawab.
  3. Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya (becoming). Namun demikian perubahan tersebut membutuhkan persyaratan, yaitu adanya lingkungan yang bersifat mendukung.
  4. Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi.
  5. Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral. Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia merupakan hasil atau pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.
  6. Manusia memiliki potensi kreatif yang mengarahkan manusia kepada pengekspresian dirinya menjadi orang yang memiliki kemampuan atau keistimewaan dalam bidang tertentu.
  7. Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.
  8. Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara hirarki dibedakan menjadi sebagai berikut (Boeree, 2004) : (a) kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs). (b) kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs. (c) kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belonging needs). (d) kebutuhan akan harga diri (the esteem needs). (e) kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)

Pokok-pokok teori (Abraham Maslow) :

Oleh karena eksistensialisme menekankan pada anggapan bahwa manusia memiliki kebebasan dan bertanggung jawab bagi tindakan-tindakannya, maka pandanganpandangan eksistensialisme menarik bagi para ahli psikologi humanistik dan selanjutnya dijadikan landasan teori psikologi humanistik. Adapun pokok-pokok teori psikologi humanistik yang dikembangkan oleh Maslow adalah sebagai berikut :

  1. Prinsip holistic. Menurut Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu berting-kah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari suatu kesatuan, dan apa yang terjadi pada bagian yang satu akan mempengaruhi bagian yang lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah : (a) Kepribadian normal ditandai dengan unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi. Organisasi adalah keadaan normal dan disorganisasai adalah keadaan patologis (sakit). (b) Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. (c) Organisme memiliki suatu dorongan yang berkuasa, yaitu aktualisasi diri. (d) Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral. (e) Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna dari pada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolasi.
  2. Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri. Manusia adalah agen yang sada, bebas memilih atau menentukan setiap tindakannya. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang bebas dan bertanggung jawab.
  3. Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya (becoming). Namun demikian perubahan tersebut membutuhkan persyaratan, yaitu adanya lingkungan yang bersifat mendukung.
  4. Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi.
  5. Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral. Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia merupakan hasil atau pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.
  6. Manusia memiliki potensi kreatif yang mengarahkan manusia kepada pengekspresian dirinya menjadi orang yang memiliki kemampuan atau keistimewaan dalam bidang tertentu.
  7. Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.
  8. Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara hirarki dibedakan menjadi sebagai berikut (Boeree, 2004): (a) kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs). (b) kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs). (c) kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belonging needs). (d) kebutuhan akan harga diri (the esteem needs). (e) kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)

Sumber :

Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia

Boeree, CG. (1997) . Personality Theories :Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. (Alih bahasa : Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta : Primasophie.

Koeswara, E. (1991). Teori-teori Kepribadian. Bandung : Eresco.

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius

Yudiantara, Potu (2013). Hitler Effect :Menaklukan & Menguasai Orang Lain Semudah Menjentikan Jari. Jakarta: Visimedia

TUGAS PSIKOTERAPI MINGGU KE #3

Person Centered Therapy

Terapi ini disebut juga client-centered therapy (terapi yang berpusat pada pasien atau terapi nondirektif). Nondirektif adalah pasien sendiri yang memimpin atau mengarahkan jalannya terapi. Terapis hanya memantulkan  Tokoh dalam terapi ini yaitu Carl Roger. Awalnya digunakan pada tahun 1942. Carl Rogers berpendapat bahwa orang-orang memiliki kecenderungan dasar yang mendorong mereka ke arah pertumbuhan dan pemenuhan diri. Gangguan psikologis terjadi karena orang lain menghambat individu untuk mencapai aktualisasi diri.

Tujuan Terapi :

Pada terapi client centered ini dapat membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya yang sebenarnya dengan menciptakan penerimaan diri yang dapat diwujudkan dalam hubungan terapeutik. Terapis tidak boleh memaksakan kehendak atau tujuan tujuan yang ia miliki terhadap pasien. Terapis memantulkan perasaan yang diungkapkan pasien untuk membantu pasien berhubungan dengan perasaan yang lebih mendalam serta bagian dari dirinya yang tidak akui/diterima masyarakat. Dengan kata lain, terapis menguraikan kata-kata yang diungkapkan pasien tanpa memberi penilaian.

Metode Terapi :

Rogers mengemukakan enam syarat dalam proses terapi yang harus dipenuhi terapis :

  1. Terapis menghargai tanggung jawab pasien terhadap tingkah lakunya sendiri.
  2. Terapis mengakui bahwa pasien memiliki dorongan yang kuat dalam dirinya sendiri untuk mengarah pada kematangan dan independensi.
  3. Menciptakan suasana yang hangat dan memberikan kebebasan yang penuh dimana pasien dapat mengungkapkan atau juga tidak mengungkapkan apa saja yang ia inginkan.
  4. Membatasi tingkah laku (psien mungkin mengungkapkan keinginannya untuk memperpanjang pertemuan melampaui batas waktu yang disetujui, tetapi terapis tetap mempertahankan jadwal semula).
  5. Terapis membatasi kegiatannya untuk menunjukkan pemahaman terhadap apa yang diungkapkan pasien
  6. Terapis tidak boleh bertanya, menyelidiki, menyalahkan, memberi penafsiran, menasihatkan, mengajarkan, membujuk, dan meyakinkan kembali.

Konsep-konsep Penting dalam Terapi Person Centered:

  1. Konsep diri (Self-concept) mengenai konsepsi seseorang mengenai dirinya
  2. Diri ideal (Ideal-self) mengenai self concept yang ingin dimiliki seseorang
  3. Ketidakselarasan (Incongruence) antara diri dan pengalaman yaitu suatu celah yang ada antar self-concept sesorang dan apa yang
  4. Psychological maladjustment (ketidakmampuan menyelesaikan diri secara psikologis )
  5. Keselarasan anatara diri dan pengalaman (konsep seseorang tentang diri sendiri sesuai dengan apa yang dialaminya)
  6. Kebutuhan akan penghargaan positif (Need for positive regard) kebutuhan untuk dihargai dan dihormati oleh orang lain.
  7. Kebutuhan akan harga diri (Need for self regard) kebutuhan untuk menghargai diri sendiri.

Ciri Ciri Terapi :

  1. Perhatian diarahkan pada pribadi bukan pada masalah. Tujuannya bukan untuk pemecaha masalah tetapi membuat individu itu tumbuh untuk dapat mengatasi masalahnya sendiri baik masalah sekarang atau yang akan datang dengan cara yang tepat.
  2. Penekanan lebih kepada faktor emosi daripada intelektual karena perbuatan lebih banyak dipengaruhi emosi daripada pikiran.
  3. Memberi tekanan yang lebih besar pada keadaan yang dialami sekarang bukan di masa lalu karena pola emosi sekarang sama saja dengan pola emosi yang lalu.
  4. Penekanan pada hubungan terapeutik. Pengalaman tumbuh dari hubungan terapeutik itu sendiri sehingga individu belajar memahami diri sendiri, membuat keputusan, dan bisa berhubungan dengan orang lain secara lebih dewasa.

Langkah-langkah Terapi Nondirective :

  1. Pasien datang sendiri kepada terapis secara sukarela.
  2. Merumuskan situasi bantuan. Pasien disadarkan bahwa terapis tidak memiliki awaban, tetapi melalui terapi ini pasien akan memperoleh sesuatu untuk memecahkan masalahnya sendiri.
  3. Mendorong pasien untuk mau berbuat mengungkapkan perasaan yang dirasakan sangat bebas dan obyektif. Terapis meningkatkan keberanian pasien dalam mengungkapkan perasaannya.
  4. Terapis berusaha dapat menerima dan menjernihkan perasaan pasien yang bersifat negatif.
  5. Apabila perasaan-perasaan negatif telah terungkapkan sepenuhnya maka secara psikologis bebannya akan berkurang.
  6. Terapis berusaha menerima perasaan positif pada pasien. Perasaan positif ini tidak dianggap sebagai sesuatu yang “wah” pada diri pasien, melainkan merupakan seuatu hal yang wajar ada pada seseorang sehingga pasien dapat belajar/menyadari dirinya sendiri.
  7. Pemahaman, pengenalan, dan penerimaan mengenai dirinya sendiri.
  8. Setelah memiliki pemahaman tentang masalahnya dan menerimanya, mulailah membuat suatu keputusan untuk langkah
  9. Mulai melakukan tindakan-tindakan yang positif.
  10. Perkembangan lebih lanjut tentang wawasan pasien.
  11. Tindakan positif klien meningkat. Pasien lebih percaya diri dan bisa membuat keputusan sendiri. Tahap ini merupakan puncak hubungan antara terapis dan pasien.
  12. Mengurangi ketergantungan pasien atas terapis dan memberitahukan secara bijaksana bahwa proses terapi perlu diakhiri.

Sumber :

Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3. Jakarta: Kanisius

TUGAS PSIKOTERAPI MINGGU KE #3

ANALISA TRANSKASIONAL

Eric Berne) pioner yang menerapkan analisa transaksional dalam psikoterapi.

Menurut Eric Berne’s Analisis transaksional adalah suatu model analisa komunikasi dimana seseorang menempatkan dirinya menurut posisi yang berbeda analisis ini digunakan pada kontak yang singkat dengan orang lain untuk membina hubungan yang baik.

Dalam terapi ini hubungan konselor dan klien dipandang sebagai suatu transaksional (interaksi, tindakan yang diambil, tanya jawab) dimana masing-masing partisipan berhubungan satu sama lain.

Sebagai fungsi tujuan tertentu. Transaksi menurut Berne merupakan manivestasi hubungan sosial.

Berne membagi psikoterapi konvensional menjadi dua kelompok

  1. Kelompok yang melibatkan sugesti, dukungan kembali (reassurence), dan fungsi parental lain.
  2. Kelompok yang melibatkan pendekatan rasional, dengan menggunakan konfrontasi dan interpretasi seperti terapi non direktif dan psiko analisa.

Konsep pokok

Adapun konsep pokok dari analisis transaksional menurut Corey ( 2005 ) adalah :

  1. Pandangan tentang manusia. Analisis transaksional berakar pada filsafat yang anti determinasi serta menekankan bahwa manusia sanggup melapaui pengkondisian dan pemograman awal.
  2. Perwakilan perwakilan Ego. Analisis transaksional adalah suatu system terapi yang berlandaskan teori kepribadian yang menggunakan tiga pola tingkah laku atau perwakilan ego yang terpisah; orang tua, orang dewasa dan anak
  3. Scenario scenario kehidupan dan posisi psikologi dasar. Adalah ajaran ajaran orang tua yang kita pelajari dan putusan putusan awal yang dibuat oleh kita sebgai anak dewasa.
  4. Kebutuhan manusia akan belaian. Pada dasarnya setiap manusia memerlukan belaian dari orang lain, baik itu yang berlainan dalam bentuk fisik maupun emosional.

Proses Konseling

Tugas utama konselor yang menggunakan analisis transaksional adalah mengajar bahasa dan ide-ide sistem untuk mendiagnosa transaksi. Konselor transaksional selalu aktif, menghindarkan keadaan diam yang terlalu lama, dan mempunyai tanggung jawab untuk memelihara perhatian pada transaksi.

Tujuan konseling adalah :

  1. Membantu klien dalam memprogram pribadinya.
  2. Klien dibantu untuk menjadi bebas dalam berbuat, bermain, dan menjadi orang mandiri dalam memilih apa yang mereka inginkan.
  3. Klien dibantu mengkaji keputusan yang telah dibuat dan membuat keputusan baru atas dasar kesadaran.
  4. Teknik-teknik daftar cek, analisis script atau kuisioner digunakan untuk mengenal keputusan yang telah dibuat sebelumnya.
  5. Klien berpartisipasi aktif dalam diagnosis dan diajar untuk membuat tafsiran dan pertimbangan nilai sendiri.
  6. Teknik konfrontasi juga dapat digunakan dalam analisis transaksional dan pengajuan pertanyaan merupakan pendeatan dasar. Untuk berlangsungnya konseling kontrak antara konselor dan klien sangat diperlukan.

TEORI ANALISIS TRANSAKSIONAL TENTANG KEPRIBADIAN MANUSIA

Memahami konsep pokok AT tentang kepribadian manusia tersimpul dalam istilah yang digunakan dalam teori ini. Yaitu Ego State, Transaksional, Games, Stroke, Egogram, dan Skript.

  1. Ego State (Keadaan Ego)

Ketika Berne menghadapi klien, ia menemukan bahwa kliennya kadang-kadang berfikir, berperasaan dan berperilaku seperti anak-anak, tapi di lain kesempatan terlihat seperti orang tua atau orang dewasa. Berdasarkan pengalamanya dengan klien itu, Berne berkesimpulan bahwa manusia memiliki berbagai bentuk kondisi ego, atau disebutnya dengan ego state. Status ego manusia itu ada tiga macam yaitu :

  1. Orang tua (Parent = Exteropsyche)
  2. Dewasa (Adult = Neopsyche)
  3. Anak-anak (Child = Archaeopsyche)

Kondisi ego orang tua (O) atau aslinya disebut oleh Berne dengan Exteropsyche adalah prototype yang ditampilkan seseorang seperti layaknya bokap atau nyokap Yakni penampilan yang terikat kepada sistem nilai, moral dan serangkaian kepercayaan. Bentuk nyatanya berupa pengontrolan, membimbing, membantu mengarahkan, menasehati, menuntun atau dapat pula mengecam, mengkritik, mengumando, melarang, mencegah atau memerintah dsb. Kata-kata yang sering digunakan oleh status ego O ini adalah keadaan ego Dewasa (D) adalah reaksi yang bersifat realistis dan logis. Status ego ini sering disebut komplek Karena bertindak dan mengambil keputusan berdasarkan hasil pemerosesan informasi dari data dan fakta lapangan. Karena itu, Berne menyebut status ego ini dengan Neopsyche. Kata-kata yang sering dipergunakan adalah benar, salah, praktis, dsb.

Keadaan ego Anak-anak (A) atau archaeopsyche, merupakan keadaaan dan reaksi emosi yang kadang-kadang adaptif, intuitif, kreatif, dan emosional, tetapi kadang-kadang juga bertindak lepas, ingin terbebas dari pengaruh orang lain. Kata-kata yang sering digunakan dapat berupa “Wah !”, Tidak mau. Tidak bisa, dsb.

Ketiga status ego dari Berne ini mempunyai perbedaaan nyata dengan konsep Freud mengenai Id, Ego dan Super Ego. Keunggulan konsep Berne mengenai status ego ini, karena ketiga macam status ini dapat diamati secara nyata, ketimbang konsep Freud yang abstrak.

Menurut Berne, ketiga macam statu ego ini, O, D, A, dapat dilihat secara terpisah pada setiap orang. Artinya, dalam keadaan atau waktu yang berbeda orang dapat menampilkan status ego yang berbeda pula. Orang normal (sehat) adalah orang yang dapat melahirkan status ego yang sesuai dengan keadaan lingkungannya.

Berne melukiskan adanya tiga macam bentuk ego yang berada dalam diri seseorang. Normal, Kontaminasi (Campuran) dan Eksklusi. Normal adalah bersifat terpisah, Kontaminasi adalah dua atau lebih status ego tercampur seperti tercampurnya status ego O dengan A. Sedangkan eksklusi yaitu salah satu ego yang menguasai seseorang dalam waktu yang lama sehingga menyingkirkan dua ego lainnyaStruktur Kontaminasi Eksklusi Kepribadian Normal ( Delusion) (Fixation)

  1. Transaksi

Transaksi merupakan inti dari konsep AT. Istilah transaksi sebenarnya adalah istilah yang sering dipergunakan dalam lapangan komunikasi. Sesuai dengan teori ini, transaksi diatikan sebagai hubungan stimulus respons atau dua ego state. Transaksi akan terjadi bila seseorang (A) memberikan rangsangan (stimulus) kepada orang lain (B), B memberi respons dan pada gilirannya respons B itu menjadi stimulus bagi A dan begitu seterusnya.

Menurut Berne, transaksi itu terjalin antar ego state. Kalau dua orang beraada pada suatu ruanngan, berarti pertemuannya 6 ego state. Dari sudut Ego state ini, Berne mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi yang bersifat Komplementer, Crossed (Silang) dan Ulterior (tersamar atau semu).

Transaksi Komplementer adalah transaksi antar dua ego state yang sama, seperti O dengan O, D dengan D, atau A dengan A Transaksi O-O lihatlah orang yang tengah bertengkar. Contoh D-D seperti seminar. Contoh A-A orang lagi pacaran.

Transaksi silang merupakan transaksi antar dua ego state yang berbeda. Ada tiga bentuk dengan contohnya: O–D (ujian skripsi), O–A (guru di kelas) D–A (dokter-pasien).

Transaksi tersamar atau semu adalah transaksi antar dua ego namun diikuti terjadinya transaksi dua ego lain yang tidak kelihatan atau tertutup, namun dirasakan oleh orang yang melakukannya. Transaksi yang tak kelihatan itu mengandung kesan psikologis.

Bentuk ketiga transaksi tersebut adalah :

Komplementer Silang Tersamar

Dari ketiga macam transaksi tersebut diatas, maka transaksi yang baik adalah Transaksi antara ego state Dewasa dengan Dewasa, karena lebih bersifat realities dan logis.

  1. Permainan (Games)

Komunikasi antara dua manusia sebenarnya bagaikan sebuat permainan (games), ada yang kalah (korban) dan ada pula yang menang (penindas). Orang yang kalah atau menang dapat silih berganti. Kalau yang kalah berhasil mencari penyelamatan, dia akan bergerak menjadi penindas dan mengeser lawannya jadi korban, dan begitulah seterusnya.

Orang menjadi pemenang akan merasa puas. Penindas diinndikasikan bilamana ia berhasil menggunakan egostate O. Namun bila lawannya berhasil mencari penyelamatan dan kemudian menggunakan egostate O terhadapnya ia akan merasa terhina. Sehingga oleh Compos disebut Orang yang menang disebut pendulang kopon emas, dan yang kalah disebut pengumpul kopon cokelat.

Oleh karena itu perilaku seseorang dapat berubah dalam setiap transaksi dengan orang lain. Kadang-kadang dia bersifat penindas, dan kadang-kadang sebagai korban. Perubahan bentuk peranan ini dapat digambarkan dalam drama segi tiga (threangle) di bawah. Penindas Penyelamat Korban

  1. Stroke (Dorongan atau Perhatian )

Interaksi antar manusia membutuhkan atroke atau berupa dorongan atau perhatian agar tercipta perubahan.

Stroke ini dapat dibedakan atas stroke negatif dan positif, stroke bersyarat dan tanpa syarat.Stroke positif adalah stroke yang mengakibatkan seseorang merasa dihargai dan diperhatikan sehinga menimbulkan motivasi yang kuat baginya untuk melakukan perubahan. Stroke negatif adalah yang mengakibatkan seseorang merasa kecewa atau penyesalan. “Saya tidak jadi berimu hadiah, karena kamu telat” Stroke bersyarat adalah dorongan atau perhatian yang diberikan bila dia berhasil melakukan suatu prasyaratnya terlebih dahulu. “Kamu akan saya sayangi bila kamu patuh”. Sedangkan stroke tanpa syarat seperti “ Ibu menyayangimu nak“

  1. Skript (Script)

Istilah skript bagi Berne dipergunakan untuk menunjukan pola kehidupan yang dapat berwujud cara bertingkah laku yang diyakini, sebagai cara, nasib, atau modus bagi dirinya. Tidak jarang pula skript boleh menjadi batas atau standar sukses yang ditanamkan orang tuanya. Skript ini bisa mempengaruhi interksi seseorang dengan orang lain. Kendatipun hal ini tidak disadarinya. Skript ini bisa mempengaruhi sehat tidaknya (OK tidak OK) seseorang dalam memandang diri dan lingkungannya.

Skript ini menurut AT dapat dirubah dengan memahami kembali atau mendefinisikannya kembali melalui interaksi seseorang dengan terapist.

  1. Egogram ( Takaran Energi Ego )

Istilah Egogram dikembangkan oleh Dusay yang dipakai untuk menunjukan fungsi dan besarnya kekuatan energi yang terdapat pada masing-masing ego state, terutama yang berhubungan dengan aspek emosional. Kendatipun Berne membagi ego state atas O, D dan A, Dusay membagi Egogram manusia atas 5 macam yang dikembangkan dari Ego state tersebut.

Status Ego Egogram

Parent : Orang tua (O) Critical Parent : Kritikan O (KO)

Nurturing Parent : Pemeliharaan O (PO)

Adult : Dewasa (D) Adult : (D)

Child : Anak-anak (A) Free Child : Kebebasan Anak (KA)

Adapted Child : Adaptasi Anak (AA)

Kelima macam Egogram ini mempunyai energi yang berbeda untuk setiap orang. Perbedaan energi egogram inilah yang menyebabkan perbedaan kepribadian seseorang.

Orang yang rendah energi KO, bersifat mudah tergoda, rendah NO kesepian atau depresi, rendah D kesulitan konsentrasi atau memecahkan masalah, rendah KA kehilangan kreativitas, intuitif dan semangat hidup, sedangkan rendah AA bersikap tidak kompromi atau konfrontasi.

Seseorang yang baik jadi Konselor adalah punya D sangat tinggi, PO lebih tinggi dari KO, AA lebih rendah dari KA serta sangat rendah KA

KEPRIBADIAN KONSELOR

Sikap Dasar Manusia

Sejak kecil manusia selalu berhubungan dengan dirinya dan orang lain. Bagaimana seseorang menerima diri dan orang lain itu akan membentuk sikap dasarnya. Sikap dasar ini menenmtukan keberhasilannya dalam hidup ini, termasuk menentukan bermasalah tidaknya seseorang.

Sehubungan dengan penilain seseorang terhadap dirinya (I) dan orang lain (you), Thomas Harris (1985 : 50) mengklasifikasikan adanya 4 macam sikap dasar sesuai dengan perkembangan manusia.

Sikap dasar pertama, saya tidak Oke – Kamu Oke, adalah sikap yang paling awal diperoleh manusia, yakni sikap seorang bayi. Dia menganggap dirinya jelek atau tidak mampu dan menganggap orang lain baik dan penuh perhatian padanya. Karena itu ia sering kali mengunakan ego state anak-anak.

Sikap dasar kedua, saya tidak Oke – Kamu tidak Oke, adalah sikap dasar yang memandang jelek baik atas dirinya maupun kepada orang lain. Kondisi seperti ini menandakan seseorang bermasalah atau depresi. Namun dalam kadar yang kecil terlihat pada perilaku di masa remaja yang tidak peduli dengan diri dan berontak terhadap aturan bahkan orang tua sendiri.

Sikap dasar ketiga, Saya Oke – Kamu tidak Oke, adalah sikap yang memandang jelek terhadap orang lain. Mereka suka mengkritik, atau menyalahkan orang lain. Ego state yang sering digunakannya dalam bertransaksi adalah O.
Sedangkan sikap dasar keempat, Saya dan Kamu Oke, adalah sikap hidup yang baik, atau posisi kepribadian yang sehat, dia bisa memandang realistis sebagai mana adanya dirinya dan orang lain. Ini terlihat bagi orang yang suka menggunakan ego state D.

PROSES KONSELING

AT bertujuan membantu Klien mengembangkan status egonya sehingga dapat berfungsi lebih baik dengan cara menganalisa transaksi yang dilakukannya. Proses Konseling dalam AT ini dilakukan bahwa setiap transaksi dianalisis, Klien yang nampaknya mengelakkan tanggung jawab diarahkan untuk mau menerima tanggung jawab pada dirinya. Sehingga Klien dapat menyeimbangkan Egogramnya, mendefinisikan kembali skiptnya, serta melakukan instrospeksi terhadap games yang dijalaninya.

Menurut Harris, proses konseling AT pada bagian pendahuluan digunakan untuk menentukan kontrak dengan klien, baik mengenai masalah maupun tanggung jawab kedua pihak. Pada bagian kedua baru mengajarkan Klien tentang ego statenya dengan diskusi bersama Klien ( Shertzer & Stone, 1980 : 209).

Kontrak bagi Dusay (Cosini, 1984 : 419 ) adalah berbentuk pernyataan klien – terapis untuk bekerja sama mencapai tujuan dan masing-masing terikat untuk saling bertangung jawab, karena terapist bukanlah pula orang yang menanti mukjizat terapist. Kontrak dalam AT menurut Dusay mencakup 4 (empat) Komponen:

  1. Saling menyetujui, yakni terjadinya persetujuan dalam keadaaan ego state dewasa antara Klien – terapist untuk melakukan perubahan yang spesifik.
  2. Kompetensi, yakni kesediaan terapist untuk memberikan layanan yang menggunakan kompetensi yang dimilikinya, yakni merobah dan mengatasi persepsi klien yang salah atas diri dan lingkungannya. Kontrak untuk hidup sehat dan panjang umur berada diluar jangkauan kompetisi therapist
  3. Tujuan yang legal, adalah menyangkut materi dan tujuan dari kontrak yang bersifat legal.
  4. Konpensasi, yakni menyangkut imbalan bagi terapist yang telah mengorbankan waktu dan kemampuannya.

Setelah kontrak ini selesai, baru kemudian terapist bersama klien menggali ego state dan memperbaikinya sehingga terjadi dan tercapainya tujuan konseling.

TEKNIK KONSELING

Dalam AT konseling diarahkan kepada bagaimana klien bertransaksi dengan lingkungannya. Karena itu, dalam melakukan konseling ini, terapist memfokuskan perhatian terhadap apa yang dikatakan klien kepada orang lain dan apa yang dikatakan orang lain kepada klien. Untuk itu, teknik yang sering digunakan dalam AT diantaranya adalah analisis struktur, analisis transaksional, analisis skript, dan analisis mainan.

  1. Analisis Struktur

Analisis struktur maksudnya adalah analisis terhadap status ego yang menjadi dasar struktur kepribadian klien. Analis hendaknya bisa mengenal 1) apakah klien menggunakan ego state tertentu, 2) apakah ego state klien, normal, terkontaminasi atau eksklusif, dan 3) bagaimanakah energi egogram klien tersebut.

Dengan mengetahui struktur ego state klien, akan diketahui masalah yang dihadapi klien. Bila klien dominan menggunakan ego state A masalah yang dihadapinya kurngnya rasa pecaya diri atau dipandang rendah o rang lain. Bila O yang domninan maka klien tengah ditakuti, dijauhi, disishkan atau diasingkan orang lain.

  1. Analisis transaksional

Transaksi antara konselor – klien pada hakekatnya adalah tranasksi antar status ego keduanya. Konselor menganalisa status ego yang terlihat dari respons atau stimulus klien. Dengan orang lain Baik dari kata-kata yang diungkapkan klien, maupun dengan bahasa non verbal. Data atau informasi yang diperoleh dari transaksi dijadikan konselor untuk bahan analisis atau problem yang dihadapi klien.

  1. Analisis Mainan

Analisis mainan adalah analisis hubungan transaksi yang terselubung antara Klien dengan konselor atau dengan Lingkungannya. Mungkin Klien dalam transaksinya sering mengumpulkan “kupon emas atau kupon Coklat” (perasaan menang atau perasaan kalah). Bila klien dalam games sering berperan sebagai pemenang, maka ada kemungkinan ia menjadi amat takut sewaktu-waktu akan menerima kopon cokelat yang banyak.

  1. Analisis Skript

Analisis Skript ini merupakan usaha terapist yang terakhir, dan diperlukan mengenal proses terbentuknya skript yang dimiliki klien. Analisis skript ini hendaknya sampai menyelidiki transaksi seseorang sejak masa kecil dan standar sukses yang telah ditanamkan orang tuanya.

Disamping keempat macam teknik yang digunakan di atas, treatment dari AT sering pula menggunakan teknik khusus, seperti: Interogasi, Spesifikasi, Konfrontasi, Eksplanasi, Ilustrasi, Konformasi, Interpretasi, Kristalisasi
SIKAP DAN PERANAN KONSELOR

Inti pokok dari AT terletak pada usaha konselor (terapist) menganalisis transaksi klien dengan teknik-teknik yang telah disebutkan diatas. Dengan demikian telihat sikap dan peranan konselor di sini :

  1. Berusaha meletakkan tanggung jawab pada klien.

Karena pada hakekatnya setiap hendaknya bertanggung jawab atas kehidupannya, maka bagi AT juga mengarahkan agar pada diri klien tumbuh rasa tanggung jawab dan kemampuan untuk mengambil tanggung jawab atas kehidupannya.

  1. Menyediakan lingkungan yang menunjang. Untuk mencapai perubahan klien atau keseimbangan ego state klien, konselor berusaha sebagai penyedia fasilitas yang mendorong terjadinya perubahan ego state klien.
  2. Memisahkan mite dengan realitas. Karena pengaruh skript, banyak klien dipengaruhi oleh mitologi yang telah diadapsinya sejak lama. Dalam rangka memperbaiki kembali (memahami kembali) skript kehidupan klien itu, konselor AT mempunyai peranan untuk memisahkan mite yang berpengaruh dalam skript klien dengan realitas kehidupan yang sebenarnya.
  3. Melakukan Konfrontasi atas keanehan yang tampak. Keanehan atau keadaan ego state klien yang tidak seimbang dapat diperbaiki terapist dengan melakukan konfrontasi.Terapist hendaknya bisa membentuk dan merekonstruksi menjadi seimbang.

Jadi, dengan melihat peranan dan sikap konselor di atas, memperlihatkan bahwa konselor dalam AT bersifat aktif. Dia lebih banyak menentukan jalanya konseling.

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

Dari uraian di atas, kiranya telah dapat dipahami sosok tubuh AT. Walaupun uraian teori ini lebih mengarah pada analisis transaksinya dari pada kaitannya dengan peran, proses, treatment. Namun dapat dibandingkan dengan pendekatan lain. AT merupakan salah satu pendekatan yang berbeda dengan beberapa pendekatan yang telah berkembang sebelumnya.

Bila kita lihat, bandingkan, atau nilai dari berbagai pendekatan lain, ternyata AT juga punya kelemahan disamping kebaikanya, seperti layaknya pendekatan lain. Adanya keunggulan hendaknya bisa kita manfaatkan, dan adanya kelemahan justru membuka peluang dan menantang, mencari dan menemukan pendekatan lain. Paling kurang terbukanya kesempatan untuk memperbaiki kelemahannya. Diantara keunggulan dan kelemahan AT itu antara lain:

  • Keunggulan AT

Dengan melihat Konsepsi, penekanan, pelaksanaan serta penerimaan pada klien, maka ada beberapa kebaikan dari AT:

  1. Punya Pandangan Optimis dan Realistis tentang Manusia. Seperti telah disebutkan pada bab terdahulu, AT memandang manusia dapat berubah bila dia mau. Manusia punya kehendak dan kemauan. Kemauan inilah yang memungkinkan manusia berubah, tidak statis. Sehingga manusia bermasalah sekalipun dapat berubah lebih baik, bila kemauannya dapat tumbuh. Karena itu AT lebih Optimis dan realistis memandang manusia.Bila kita bandingkan dengan Psikoanalisa, Freud, AT nampak selangkah lebih maju. Psikoanalisis memandang manusia deterministik.

Perilaku manusia bagaikan suatu rotasi dari pengalaman masa kecil, kendatipun pengalaman masa kecil itu tak diingatnya lagi (Unconscious). AT tidak menolak adanya pengaruh masa kecil ini. Konsepnya tentang skript kehidupan mengakui adanya kontribusi pengalaman masa kecil atas kehidupan sekarang. Tapi karena manusia punya kehendak dan kemauan untuk bebas, “pengalaman itu dapat dirubah “ (Shertzer & Stone, 1982, 237).

Skript kehidupan manusia diakui AT bersisi dua, ada yang negatif dan ada yang positif. Sesuai dengan nilai-nilai yang diterimanya dari orang tuanya atau interaksinya dengan lingkungan. Karena skrip itu mempengaruhi seseorang untuk mengambil kesimpulan, maka keputusan orang itu dapat Oke atau Tidak Oke terhadap diri dan lingkungannya. Hal ini juga lebih realitis dari konsep Rogers yang memandang manusia baik, rasional dapat dipercaya, dapat mengubah dirinya lebih baik atau dapat merealisasikan dirinya menjadi makhluk Insanul Kamil.

  1. Penekanan Waktu Sekarang dan Di sini. Tujuan pokok terapi AT adalah mengatasi masalah klien agar dia punya kemampuan dan memiliki rasa bebas untuk menentukan pilihannya. Untuk mengatasi masalah klien itu, AT berusaha membangkitkan kemauan dan kemampuan orang dengan melakukan analisis interaksinya dengan orang lain. Hal ini dimulai dengan mennganalisis interaksinya dengan terapist. Analisis seperti di atas, analisis interaksi klien dengan terapist atau orang lain, adalah persoalan interaksi sekarang. Kini dan di sini (here and now).

Metoda analisis struktur, status ego dengan egogram, analisis permainan semuanya merupakan analisis terhadap perilaku yang di tampilkan klien pada saat ini, di sini di hadapan konselor. Kalau analisis itu (struktur, ego state, dan mainan) tidak mencapai hasil baru AT menggunakan analisis skrip, yang orientasinya pada masa lalu. Alternatif ini dipergunakan AT sebagai cara terakhir, bila analisis sebelumnya gagal merenggut hasil

  1. Mudah Diobservasi.Banyak teori yang lahir dibelakang labor ilmiah, tak terkecuali untuk teori-teori Psikologi. Pada umumnya teori yang muncul dari laboratorium itu sulit diamati karena itu terlihat abstrak, sehingga kadang-kadang tak jarang pula yang hanya merupakan konstruk pikiran manusia penemunya.

Berbeda dengan AT, ajaran Berne tentang status ego ( O, D dan A) adalah konsep yang dapat diamati secara nyata dalam setiap interaksi atau komunikasi manusia.Status ego Berne jauh lebih observable dari teori Freud mengenai Id, Ego dan Super Ego, yang hanya dapat dijadikan konstruk pikiran kita atas perilaku seseorang. Lain dengan Ego Orang tua, Dewasa dan Anak, dia dapat diamati secara jelas tanpa menggunakan laboratorium. Begitu juga dengan sikap dasar manusia yang memilah manusia atas 4 posisi (saya tidak oke-kamu yang oke, saya dan kamu tidak oke, saya oke-kamu tidak oke, dan saya dan kamu oke) yang dikembangkan Harris, jauh lebih maju dari konsep karen Horney yang hanya mengemukakan 3 disposisi manusia. Helpless (minta pertolongan), hostility (menyerang) dan issolation (mengasingkan diri) (Bischof, 1970, 212).

Horney membagi 3 disposisi ini dari sudut orang lain. Helpless, punya arah gerak kepada orang lain (Moving toward people). Menyerang merupakan arah menentang orang lain (moving againts people), sedangkan isolasi punya arah melarikan diri dari orang lain (moving away from people).Sedangkan Harris membagi sikap dasar manusia itu atas dasar pandangan terhadap diri sendiri dan orang lain. Karena itu, konsep ini lebih maju dari Horney yang hanya melihat dari orang lain saja, pandangan terhadap diri sendiri juga mempengaruhi hubungan dengan orang lain.

  1. Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi

Fokus AT terpusat pada cara bagaimana klien berinteraksi, maka treatment juga mengacu pada interaksi, cara bebicara, kata-kata yang dipergunakannya dalam berkomunikasi. Analisis terhadap interaksi klien pada ruangan konseling, memberi kesempatan kepada klien untuk memperbaiki cara interaksinya dan komunikasinya baik di dalam ruangan Konseling. Karena itu, AT tidak hanya berusaha memperbaiki sikap, persepsi, atau pemahamannya tentang dirinya tetapi sekaligus mempunyai sumbangan positif terhadap keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Hal semacam ini tidak dimilliki oleh pendekatan lainnya.

  • Kelemahan AT

Disamping decak kagum orang atas ajaran Berne ini, yang telah berhasil merekrut teori-teori komunikasi kelapangan psikologi, bukanlah berarti teori ini tidak punya kelemahan, banyak kritik dilontarkan pada AT, diantaranya :

  1. Kurang Efisien terhadap Kontrak Treatment

AT mengharapkan, kontrak treatment antara konselor-klien harus terjadi antara status ego Dewasa-dewasa. Artinya menghendaki bahwa klien mengikat kontrak secara realistis, sebagai orang yang membutuhkan pertolongan.
Tetapi dalam kenyataannya, cukup banyak ditemui bahwa banyak klien yang punya anggapan jelek terhadap dirinya, atau tidak realistis. Karena itu, sulit tercapainya kontrak, karena ia tidak dapat mengungkapkan tujuan apa yang sebenarnya diinginkannya. Sehingga memerlukan beberapa kali pertemuan. Hal semacam ini dianggap tidak efisien dalam pelaksanaannya.

  1. Subyektif dalam Menafsirkan Status Ego.

Apakah ungkapan klien termasuk status Ego Orang tua, Dewasa, atau Anak-anak merupakan penilaian yang subyektif. Mungkin dalam hal yang ekstrim tidak ada perbedaan dalam menafsirkannya. Tapi bila pernyataan itu mendekati dua macam status ego akan sulit ditafsirkan, dan mungkin berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Kesalahan atau perbedaan dalam menafsirkan status ego ini telah dibuktikan oleh Thomson dalam Dusay (Corsini, 1984) yang telah merekam suatu wawancara konseling, kemudian kepada konselor dan calon konselor AT disuruh menganalisis wawancara itu dari 3 macam status ego. Hasilnya memperlihatkan adanya perbedaan penafsiran diantara konselor dan calon konselor tadi.

Di pihak lain error dari pihak klien mungkin pula muncul kepermukaan. Secepat ia memasuki ruangan konseling secepat itu pula terjad perubahan pola komunikasinya. Interaksinya diluar ruangan konseling tidak sama dengan didalam ruangan konseling. Bisa diluar lebih baik dengan menampilkan status ego dewasa, tapi di dalam ruangan konseling lebih banyak menampilakn status ego Anak-anak.

Latar belakang kebudayaan serta bahasa sangat mempengaruhi pemahaman mengenai status ego ini. Karena itu analisis terhadap status ego ini bila antara konselor dengan klien punya latar belakang kebudayaan dan bahasa yang sama. Dan adalah sangat sulit terciptanya penafsiran yang sama pada masyarakat yang punya strata sosial berbeda, paternalis dsb. Perbedaan dalam memahami status ego ini, menyebabkan sulitnya kesamaan dalam menakar egogram klien.

  1. Kurang Petunjuk Mengenai Tingkah laku Konselor

Bagi orang yang ingin mempraktikkan AT ini perlu petunjuk bagaimana menganalisis transaksi itu secara tepat dan hemat. Termasuk persoalan bentuk-bentuk responsnya, dan konten dari ungkapan klien. Mungkin di atas telah disebutkan adanya analisis struktur, permainan, Skrip dengan penggunaan beberapa teknik, namun teknik mana yang dipakai dalam menganalisis itu tidak / belum dikembangkan secara khusus dalam teori AT ini. Karena belum adanya petunjuk khusus ini, orang menganggap AT kurang terinci, karena tidak ada petunjukanya

SUMBER :

http://rwiewied.blogspot.com/2011/03/pendekatan-konseling-analisa.html diakses pada 29 april 2015 jam 18:01

TUGAS PSIKOTERAPI MINGGU # 3

TUGAS PSIKOTERAPI MINGGU #3

TERAPI PSIKOANALISA

 

UNSUR-UNSUR PSIKOANALISA

  1. Id

Pada bagian inti dari peribadian yang sepenuhnya tak disadari adalah wilayah yang disebut sebagai id, yaitu isitilah yang diambil dari kata ganti untuk “ sesuatu”atau “itu” atau komponen yang tak sepenuhnya diakui oleh kepribadian. Id tak punya kontak dengan dunia nyata,tetapi selalu berupaya untuk meredam ketegangan dengan cara memuakan hasrat-hasrat dasar. Ini dikarenakan satu-satunya fungsi id adalah untuk memperoleh kepuasaan sehingga kita menyebutnya sebgai prinsip kesenangan(pleasure principle) atau dengan kata lain id adalah sesuatu yang tidak disadari.kacau tidak berhubungan dengan realitas dan mengikuti prinsip kepuasan.

  1. Ego

Bagian eksekutif dari kepribadian,berhubungan dnegan dunia nyata,dan mengikuti prinsip realitas.

  1. Superego

Mengikuti prinsip moral dan idealistis yang mulai terbentuk setelah masalah Oedipus complex terselesaikan.

KONSEP PSIKOANALISA

  1. Asosiasi bebas

Sebagai teknik utama dalam psikoanalisis. Salah satu pasien Freud, menyebut metode free association sebagai “penyembuhan dengan bicara”. Maksudnya suatu metode terapi yang dirancang untuk memberikan kebebasan secara total kepada pasien dalam mengungkapkan segala apa yang terlintas dibenaknya, termasuk mimpi-mimpi, berbagai fantasi, dan hal-hal konflik dalam dirinya tanpa diagenda, dikomentari, ataupun banyak dipotong, apalagi disensor. Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengan katarsis. Asosiasi merupakan salah satu dari peralatan dasar sebagai pembuka pintu keinginan, khayalan, konflik, serta motivasi yang tidak disadari. Dalam tehnik ini Freud menggunakan Hipnotis untuk mendapatkan data-data dari klien mengenai hal-hal yang dia pikirkan dialam bawah sadarnya, dengan tehnik ini klien dapat mengutarakan apapun yang dia rasakan tanpa ada yang disembunyikan sehingga psikoterapis dapat menganalisis masalah apa yang sebenarnya terjadi pada klien. Penerapan metode ini dilakukan dengan posisi klien berbaring diatas dipan/sofa sementara terapis duduk dibelakangnya, sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat-saat asosiasinya mengalir dengan bebas. Dalam hal ini terapis fokus bertugas untuk mendengarkan, mencatat, menganalisis bahan yang direpres, memberitahu/membimbing pasien memperoleh insight (dinamika yang mendasari perilaku yang tidak disadari).

  1. Analisis Mimpi

Studi Freud yang mendalam tentang mimpi melahirkan pandangan-pandangan kritisnya tentang hal ini. Baginya mimpi merupakan perwujudan dari materi atau isi yang tidak disadari, yang memasuki kesadaran lewat yang tersamar dan bersifat halusinasi atas keinginan-keinginan yang terpaksa ditekan. Mimpi memiliki dua taraf, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik, dan tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif tak sadar ditransformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu impian yang tampil pada si pemimpi sebagaimana adanya. Bagian teori tentang mimpi yang paling hakiki dan vital bagi Freud adalah adanya kaitan antara distorsi mimpi dengan suatu konflik batiniah atau semacam ketidakjujuran batiniah.

Oleh karena itu Freud mencetuskan teknik analisis mimpi. Analisis mimpi merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh pemahaman kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang direpres akan muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang bahwa mimpi merupakan “jalan istimewa menuju ketidaksadaran”, karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. Pada teknik ini biasanya para psikoterapis memfokuskan mimpi-mimpi yang bersifat berulang, menakutkan dan sudah pada taraf mengganggu. Tugas terapis adalah mengungkap makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam isi manifes. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian untuk mengungkap makna-makna yang terselubung.

DAFTAR PUSTAKA

Feist. J & Feist. G.J (2009) Teori Kepibadian.Jakarta,Salemba Humanika.

https://nurainiajeeng.wordpress.com/2013/03/17/terapi-psikoanalisa/ diakses pada 28 april 2015 pada jam 17:37

TUGAS PSIKOTERAPI MINGGU#2

TUGAS PSIKOTERAPI MINGGU #2

  1. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI
  • Persamaan Psikoterapi dan Konseling

Persamaan antara konseling dan psikoterapi adalah membantu dan memberikan perubahan,

perbaikan kepada klien (yaitu, eksplorasi-diri, pemahaman-diri, dan perubahan tindakan/perilaku) agar klien dapat sehat dan normal dalam menjalani hidup dan kehidupannya.

  • Keduanya juga merupakan bantuan yang diberikan dengan mencoba menghilangkan tingkah laku merusak-diri (self-defeating) pada klien.. Perbedaan

Perbedaan antara konseling dan psikoterapi adalah:

  • Konseling
  1. Berpusat pandang masa kini dan masa yang akan datang melihat dunia klien.
  2. klien tidak dianggap sakit mental dan hubungan antara konselor dan klien itu sebagai teman yaitu mereka bersama-sama melakukan usaha untuk tujuan-tujuan tertentu, terutama bagi orang yang ditangani tersebut.
  3. konselor mempunyai nilai-nilai dan sebagainya, tetapi tidak akan memaksakannya kepada individu yang dibantunya konseling berpusat pada pengubahan tingkah laku, teknik-teknik yag dipakai lebih bersifat manusiawi.
  4. konselor bekerja dengan individu yang normal yang sedang mengalami masalah.
  • Psikoterapi
  1. Berpusat pandang pada masa yang lalu-melihat masa kini individu,
  2. klien dianggap sakit mental.
  3. klien dianggap sebagai orang sakit dan ahli psikoterapi (terapis) tidak akan pernah meminta orang yang ditolongnya itu untuk membantu merumuskan tujuan-tujuan,
  4. Terapis berusaha memaksakan nilai-nilai dan sebagainya itu kepada orang yang ditolongnya.
  5. Psikoterapis berpusat pada usaha pengobatan teknik-teknik yang dipakai adalah yang telah diresepkan,
  6. terapi bekerja dengan “dunia dalam” dari kehidupan individu yang sedang mengalami masalah berat, psikologi dalam memegang peranan.

B.     BENTUK-BENTUK UTAMA DALAM TERAPI

Terapi Supportive : Suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.

Psikoterapi suportif (atau supresif atau non spesifik)Tujuan psikoterapi jenis ini ialah:

  • Menguatkan daya tahan mental yang dimilikinya
  • Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. ( Maramis, 2005)
  • Meningkatkan kemampuan adaptasi lingkungan (Anonym , 2001)
  • Mengevaluasi situasi kehidupan pasien saat ini, beserta kekuatan serta kelemahannya, untuk selanjutnya membantu pasien melakukan perubahan realistik apa saja yang memungkinkan untuk dapat berfungsi lebih baik (Tomb, 2004).

Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:

  • Ventilasi atau kataris
    • Persuasi atau bujukan (persuasion)
  • Sugesti
  • Penjaminan kembali ( reassurance)
  • Bimbingan dan penyuluhan
  • Terapi kerja
  • Hipno-terapi dan narkoterapi
  • Psikoterapi kelompok
  • Terapi prilaku

Terapi Reeducative : Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri.

Terapi Reconstuctive : Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknaya dialam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.

Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara lain :

Psikoanalisa freud dan Psikoanalisa non freud psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa dengan cara : asosiasi bebas, analisis mimpi, hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi main, terapi kelompok analitik. 1. Beberapa jenis psikoterapi suportif semua dokter kiranya harus dapat melakukan psikoterapi suportif jenis katarsis, persuasi, sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan (konseling) kembali memodifikasi tujuan dan membangktikan serta memprgunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain :

–          Terapi hubungan antar manusi (relationship therapy)

–          Terapi sikap (attitude therapy)

–          Terapi wawancara ( interview therapy)

–          Analisan dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf meyer)

–          Konseling terapetik

–          Terai case work

–          Reconditioning

–          Terapi kelompok yang reduktif

–          Terapi somatic

Sumber :

http://www.slideshare.net/iebeiyan/45620167-psikoterapisuportif

https://putriapril.wordpress.com/2013/05/07/perbedaan-konseling-dan-psikoterapi/ http://yesimariati.blogspot.com/2013/04/bentuk-bentuk-utama-dalam-terapi.html

Gunarsa D, Singgih. 1996. “Konseling dan Psikoterapi”. Jakarta ; PT BPK Gunung Mulia

TUGAS PSIKOTERAPI #1

TUGAS PSIKOTERAPI MINGGU #1

  1. PENGERTIAN PSIKOTERAPI

Menurut Wolberg (1954) merumuskan psikoterapi sebagai suatu bentuk perawatan atau perlakuan treatment terhadap masalah yang timbul yang asalanya dari factor emosi seorang yang terlatih,dengan terencana mengadakan hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan,mengubah sesuatu simtom dan mencegah agar simtom tidak muncul pada seseorang yang terganggu pola perilakunya untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi secara lebih positif,

Menurut Eysenck (1961) merumuskan psikoterapi dalam beberapa cirri yakni :

  • Hubungan antar perorangan ynag berlangsung lama.
  • Melibatkan seorang yang terlatih.
  • Adanya ketidakpuasaan pada diri klien tentang sesuatu yang emosional atau penyesuaian diri.
  • Pemakaian metode psikologi.
  • Aktivitas yang mendasarkan pada teori tentang kelainan mental
  • Melalui hubungan yang dilakukan bertujuan memperbaiki ketidakpuasannya terhadap diri sendiri.

Jadi psikoterapi adalah treatment yang dilakukan oleh seorang ahli terapi kepada seseorang yang memiliki gangguan perilaku yang di harapkan dengan adanya terapi tersebut dapat membuat perubahan yang lebih baik dan positif.

  1. TUJUAN dan UNSUR PSIKOTERAPI
  • Tujuan Psikoterapi :Membantu seseorang dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan agar bisa berlangsung lancar.Hahn & Maclean (1955),mengemukakan mengenai tujuan konseling yakni menitikberatkan pada upaya pencegahan agar penyimpangan yang merusak dirinya tidak timbul sedangkan psikoterapi terlebih dahulu menangani penyimpangan yang merusak dan baru kemudian menangani usaha pencegahannya.
  • Unsur-Unsur Psikoterapi:

Masserman (1984) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1. Peran sosial (martabat)
2. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Reduksi
6. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7. Resosialisasi,
8. Rekapitulasi

sumber:

Gunarsa D, Singgih. 1996. “Konseling dan Psikoterapi”. Jakarta ; PT BPK Gunung Mulia

http://josephineraindadisca.blogspot.com/2014/04/tugas-softskill-psikoterapi.html di akses pada jumat 20 maret 16.09

#TUGAS 4 PSIKOLOGI MANAJEMEN

#TUGAS 4 PSIKOLOGI MANAJEMEN

 

  • KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN

 

A.DEFINISI KOMUNIKASI

 

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami.Jika anda berbicara sedangkan mita icara anda tidak mengerti, atau sebaliknya, maka komunikasi belum terjadi.

 

Sumber: http://silontong.com/2014/10/04/pengertian-tentang-komunikasi-daring-fungsi-dan-jenisnya/

 

  1. PROSES KOMUNIKASI

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.

Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap tertentu seperti tersenyum, mengangkat bahu dan sebagainya. Komunikasi ini disebut komunikasi nonverbal. Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Melalui komunikasi sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.

  1. komunikator
    Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  2. Pesan
    adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.
  3. Penerima
    adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.Penerima pasif adalah orang yang hanya menerima stimulus yang datang kepadanya, tanpa memberikan tanggapan serta umpan balik (feedback).Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang tidak saja menerima stimulus yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan tanggapan atau feedback secara aktif (berkelanjutan) kepada pengirim.
  4. Feedback
    Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
    Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

Sumber: https://sofiaribowo.wordpress.com/2013/06/22/pengertian-jenis-dan-proses-komunikasi/

 

 

 

 

 

 

 

  1. HAMBATAN KOMUNIKASI

Hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:

  1. Hambatan Teknis

Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.

  1. Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.

Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:

  1. Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.

contoh: partisipasi menjadi partisisapi.

  1. Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama.

Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki).

  1. Adanya pengertian konotatif

Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.

Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya.

  1. Hambatan Manusiawi

Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.

  1. Ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :a Mendengar.

Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

  1. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
  2. Menilai sumber.

Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.

  1. Persepsi yang berbeda.

Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.

  1. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.

Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.

  1. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.

Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.

  1. Pengaruh emosi.

Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.

  1. Gangguan.

Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.

Sumber: https://nurlailatulrmd.wordpress.com/2013/05/16/hambatan-hambatan-komunikasi/

 

 

  1. DEFINISI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Menurut Burgon & Huffner (2002), komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual.

Kesimpulannya komunikasi intrapersonal adalah proses penukaran informasi atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang secara langsung sehingga komunikan dapat melihat dampak maupun reaksi yang diberikan oleh lawan biacaranya secara verbal maupun non-verbal

Sumber: http://dinafatmaadriyani.blogspot.com/2013/01/komunikasi-interpersonal-dan.html

 

  • PELATIHAN dan PENGEMBANGAN

 

  1. DEFINISI PELATIHAN

Pelatihan menurut Gary Dessler (1997 : 263) adalah “Proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”. Sedangkan menurut John R. Schermerhorn, Jr (1999 : 323), pelatihan merupakan “Serangkaian aktivitas yang memberikan kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan
ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaan”.
Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia perhotelan. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.

Sumber: http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/pelatihan-kerja-definisi-tujuan-teknik.html

 

  1. Tujuan Pelatihan

Menurut Carrell dan Kuzmits (1982 : 278), tujuan utama pelatihan dapat dibagi menjadi 5 area:

  1. Untuk meningkatkan ketrampilan karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.
  2. Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.
  3. Untuk membantu masalah operasional.
  4. Untuk menyiapkan karyawan dalam promosi.
  5. Untuk memberi orientasi karyawan untuk lebih mengenal organisasinya

Sumber : https://goenable.wordpress.com/tag/tujuan-dan-manfaat-pelatihan/

Sasaran pelatihan dan pengembangan

  1. Sasaran Kognitif, Sasaran yang menggambarkan perilaku kognitif, seperti pada contoh di atas: para peserta mampu mengidentifikasi. Atau contoh perilaku kognitif lain ialah mampu mengenal, mampu membedakan, mampu menilai, mampu menganalisis, dan sebagainya.
  2. Sasaran Afektif, Meliputi perilaku yang berhubungan dengan perasaan dan sikap. Perilaku tentang suatu kesediaan, kecenderungan. Misalnya: “setiap kali membaca kembali dan membahas dengan teman setelah selesai menerima pelajaran.
  3. Sasaran Psikomotor, Meliputi perilakugerak. Contoh di atas dapat mengetik merupakan sasaran psikomotor.

Sasaran yang dapat dibedakan kedalam ini, ranah kognitif, afektif dan psikomotor dikembangkan oleh Bloom dan teman-temannya (Bloon, 1956, Simpson, 1966, Krathwohl, 1964) untuk sasaran pendidikan (education objectives). Pembagian ini dapat pula dipakai untuk sasaran pelatihan dan pengembangan.

Sumber : http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/03/penetapan-sasaran-pelatihan-atau.html

C .Faktor psikologi dalam pelatihan dan pengembangan

Psikologi berperan dalam perusahaan, menurut John Miner dalam bukunya Industrial-Organizational Psychology (1992), dapat dirumuskan dalam 4 bagian:

  • Terlibat dalam proses input : melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.
  • Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas: melakukan pelatihan dan pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan teknik-teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan, menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya kreativitas karyawan..
  • Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada pemeliharaan: melakukan hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan komunikasi internal perusahaan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara aktif dalam penentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak  yang ditimbulkannya, pelayanan berupa bimbingan, konseling dan therapi  bagi karyawan-karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis
  • Terlibat dalam proses output: melakukan penilaian kinerja, mengukur produktivitas perusahaan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.

Dengan melihat peran tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa Psikologi berperan dalam semua aspek-aspek individual yang berhubungan dengan pekerjaan dan organisasi. Peran tersebut  diatas juga sekaligus menepis anggapan yang mengatakan bahwa para Psikolog yang direkrut oleh perusahaan tidak lebih dari “tukang test dan Interviewer”.

Meskipun dalam kenyataannya masih sering ditemui bahwa para Psikolog yang ditempatkan di HRD atau Personalia hanya dapat menjalankan fungsinya sebagai recruiter atau petugas yang membayar gaji pegawai semata. Bagaimana para Psikolog memaksimalkan perannya dalam perusahaan merupakan tantangan bagi para profesional di bidang Psikologi untuk bersaing dengan para lulusan dari bidang-bidang ilmu lain seperti Ekonomi, Hukum, dll. (Pappu, 2002)

Sumber : http://12104mafp.blogspot.com/2013/04/psikologi-dalam-dunia-kerja.html

  1. TEKNIK DAN METODE PELATIHAN
  • Metode praktis (on the job training)
  • Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training)

Masing-masing kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap konsep atau     pengetahuan dan/atau keterampilan utama yang berbeda. Dalam pemilihan teknik tertentu untuk dugunakan pada program pelatihan dan pengembangan, ada beberapa trade offs. Ini berarti tidak ada satu teknik yang selalu baik: metode tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut:

  • Efektivitas biaya.
  • Isi program yang dikehendaki
  • e .Kelayakan fasilitas-fasilitas
  • Preferensi dan kemampuan peserta
  • Preferensi dan kemampuan instruktur atau pelatih
  • Prinsip-prinsip belajar

 

Metode praktis (on the job training)

Teknik-teknik on the job merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan sepervise langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). Berbagai macam teknik ini yang bisa digunakan dalam praktek adalah sebagai berikut:

  • Rotasi jabatan: peserta pelatihan ditugaskan untuk berpindah dari satu bagian ke bagian pekerjaan yang lain dalam satu perusahaan, dengan interval yang terencana, sehingga diperoleh pengalaman kerja. Cara ini umum dipakai dalam melatih manajer dengan level manajerial apapun juga.
  • Latihan instruksi pekerjaan berisi petunjuk – petunjuk pengerjaan, diberikan secara langsung pada pekerjaan dan digunakan terutama untuk melatih karyawan tentang pelaksanaan pekerjaan mereka sekarang.
  • Magang (apprenticeships): merupakan pembelajaran bagi karyawan baru kepada karyawan lama yg lebih berpengalaman.
  • Coaching/pendampingan: karyawan dibimbing, diarahkan oleh atasan / supervisor / karyawan lain yang lebih berpengalaman. Hungan mereka serupa dengan hubungan karyawan- tutor. Cara ini akan berjalan efektif apabila periode selama bimbingan dan umpan balik diperpanjang.
  • Penugasan sementara merupakan penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk jangka waktu yang ditetapkan.

Sumber : http://daraainy.blogspot.com/2012/09/teknik-teknik-metode-pelatihan-dan.html